Senin, 30 April 2018

7 Cara Jinakkan Rasa Malas Saat Menulis

Suatu hari Dani bertemu dengan Ali saat dia sedang ngopi di warung. Dani ingin sekali menanyakan perihal kenapa di blog Ali tidak ada artikel baru lagi.
"Nggak nulis lagi, bro?"
"Iya, lagi males aja."

Dari cerita singkat diatas, saya terinspirasi untuk menulis artikel ini. Alasan klasik yang seringkali menghambat seseorang menyelesaikan tulisannya atau bahkan untuk menulis, yaitu MALAS. Rasa malas ini jika dibiarkan terus menerus bisa berbahaya, Sobat. Bisa jadi aktivitas Sobat terganggu gara-gara malas untuk menulis. Seperti contoh diatas, seorang blogger malas untuk menulis artikel baru di blognya. Jika itu dibiarkan, bisa jadi pengunjungnya akan bosan dengan artikel yang itu-itu saja. Jika tetap dibiarkan lagi, blognya akan benar-benar ditinggalkan pengunjung. Bukankah ini sangat merugikan bagi dirinya dan juga orang lain?

Maka dari itu, kita harus atasi dahulu akar masalahnya, yaitu MALAS.  Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak malas dan tetap memiliki semangat menulis? Ini dia 7 cara yang akan menjawab permasalahan yang mungkin saya ataupun Sobat alami.

1. Tentukan tujuan
   
Tentukan visi dan misi yang jelas saat Sobat hendak menulis. Visi dan misi atau motivasi yang kecil akan cepat membuat semangat menulis kita menurun atau bahkan hilang. Maka dari itu, hendaknya kita buat motivasi dan tujuan yang kuat mengapa kita ingin menulis.

Contohnya, 'Aku mau jadi penulis hebat seperti J.K. Rowling'. 'Aku harus bisa nulis, biar bisa nerbitin buku terus aku bagiin ke anak-anak jalanan'.

Tujuan yang kuat akan selalu membangkitkan semangat kita saat kita mulai malas untuk menulis.

2. Sedikit tapi rutin.

Lebih baik menulis selama 10 menit dalam sehari, daripada 70 menit sekali dalam seminggu.

Rutinitas menulis akan membuat kita merasa ada sesuatu yang hilang jika satu hari saja kita tidak melakukannya.

Rutinitas itu membuat kita seperti mewajibkan diri sendiri untuk melaksanakan rutinitas tersebut. Saat kita rutin menulis setiap hari, maka rasa malas itu akan menghilang oleh rasa wajib menulis yang tumbuh dengan sendirinya dari dalam diri kita.

3. Terus Menulis.

Saat saya menulis artikel ini, saya pun sedang malas. Malas sangat berbahaya, karena ide yang awalnya banyak bermunculan dalam otak akan menguap begitu saja. Tapi, saya terus menulis artikel ini, kalau tidak mana mungkin Sobat baca artikel ini sekarang.

Malas sama dengan mengeluh. Mengapa sama? Karena dua-duanya semakin membuat kita merasa berat untuk melakukan sesuatu. Saat kita berhenti mengeluh, maka rasa berat itu akan berangsur menghilang. Begitupun dengan menulis, saat kita terus menulis dan berhenti mengeluh, maka rasa malas itu perlahan juga akan menghilang.

4. Refreshing.

'Semuanya udah saya lakukan, tapi kenapa tetap malas, ya?'

Ketiga cara diatas sudah Sobat lakukan? Tapi tetap aja malas? Tenang, mungkin otak Sobat sudah lelah. Hentikan aktivitas menulis sejenak, lalu refreshing.

Refreshing nggak harus ngeluarin duit, kok. Sobat bisa aja keluar rumah sebentar, terus jalan-jalan atau main ke rumah teman. Yang terpenting otak kita sudah fresh.

Sobat juga bisa coba untuk menulis di taman, tepi sungai, atau tempat-tempat yang sejuk dan bisa membuat otak kita tetap fresh.

5. Jangan lupa istirahat.

Ini juga bahaya. Jangan sampai menulis hingga lupa waktu. Menulis terus, sampai-sampai tidur hanya sejam sehari. Otak dan fisik kita itu seperti komputer, sama-sama butuh istirahat. Komputer saja bisa rusak kalau digunakan terus menerus tanpa istirahat, apalagi otak yang menghabiskan banyak daya karena terus digunakan untuk berpikir.

'Kenapa harus istirahat solusinya?'

Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard University membuktikan bahwa manusia akan memiliki otak yang lebih kuat ingatannya jika mendapatkan tidur yang cukup di malam hari. Hal itu membuktikan bahwa istirahat memiliki manfaat yang besar bagi konsentrasi otak kita. Rasa malas sering datang saat kita harus menulis, tapi otak dan tubuh kita lelah. Maka dari itu, supaya tidak malas kita harus cukup istirahat.

6. Mulai menulis di pagi hari.

Setelah istirahat otak kita akan memiliki daya konsentrasi yang masih cukup tinggi. Jadi, kita harus gunakan konsentrasi itu semaksimal mungkin untuk menulis. Jangan sampai rasa malas itu terburu datang dan kita belum sempat menulis apapun.

Hasilnya juga akan lebih baik dibandingkan saat kita mengerjakannya di siang hari. Karena saat siang hari otak kita sudah banyak terpakai dan lelah.

7. Apresiasi.

Terkadang penghargaan bisa menambah semangat kita dalam melakukan sesuatu. Ini juga berlaku saat kita menulis. Bayangkan, Sobat menulis beribu-ribu tulisan tapi akhirnya hanya jadi tumpukan dokumen saja.

Mulailah untuk menunjukkan karya Sobat kepada orang lain, seperti mengikutkannya dalam lomba, menerbitkannya menjadi sebuah buku, atau bahkan membagikannya percuma dalam rangka sedekah.

'Terimakasih. Tulisannya bagus.'

Sederhana, bukan? Tapi kata-kata itu ampuh meningkatkan semangat menulis dan menghilangkan rasa malas.

8. Sobat bisa tambahkan sendiri di kolom komentar.

Jadi, bagaimana? Apa Sobat siap memberantas rasa malas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar